REVIEW
JURNAL
THE
EFFECTS OF STOCK SPLITS ON STOCK LIQUIDITY
Gow-Cheng Huang & Kartono Liano &
Ming-Shiun Pan
Ming-Shiun Pan
KELOMPOK
5
1.
WILLY
APRIADI 120502103
2.
SAMUEL
PUTRA 120502137
3.
JUWITA
SINAGA 120502144
PROGRAM
STUDI STRATA I MANAJEMEN
DEPARTEMEN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
THE
EFFECTS OF STOCK SPLITS ON STOCK LIQUIDITY
I.
LATAR
BELAKANG
Pemecahan
harga saham merupakan suatu fenomena yang menarik untuk diteliti. Pemecahan
harga saham pada dasarnya tidak mempengaruhi fundamental keuangan suatu
perusahaan. Kajian literatur menunjukkan bahwa pemecahan harga saham bertujuan
untuk meningkatkan likuiditas perdagangan. Baker dan Powel dalam penelitiannya
menyatakan bahwa pemecahan harga saham bertujuan untuk menyesuaikan harga saham
dengan permintaan pasar untuk meningkatkan likuiditas.
Penelitian
sebelumnya cenderung membatasi analisis terhadap perubahan likuiditas saham setelah ex-date split, sedangkan pada periode
tanggal pengumuman pemecahan harga saham belum diteliti secara rinci. Fenomena
yang berkembang dalam perdagangan saham, stock
split dilakukan untuk menarik perhatian investor atau meningkatkan sinyal
prospek perusahaan yang nantinya diharapkan memberi dampak positif terhadap
reaksi pasar dan peningkatan likuiditas perusahaan, namun hal tersebut tidak akan
bertahan lama. Karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui apakah sebenarnya
ada perubahan terhadap likuiditas saham sebelum dan sesudah pemecahan harga
saham. Penelitian ini menggunakan beberapa pengukuran untuk mengukur
dimensi-dimensi likuiditas seperti
penyebaran, dampak harga dan volume perdagangan.
II.
METODE
PENELITIAN
A.
Objek
Penelitian
Objek
penelitian ini adalah 6.463 stock split pada New York Stock Exchange
(NYSE), American Stock Exchange
(AMEC), dan
NASDAQ Stock Market dari
tahun 1960-2010.
B.
Definisi
Operasional Variabel
1)
Variabel Independen adalah Pemecahan
Harga Saham (Stock Split).
Pemecahan
Harga Saham (Stock Split) adalah
pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan
menggunakan nilai nominal yang lebih rendah per lembar sahamnya secara
proporsional. Tujuan dilakukan pemecahan saham adalah untuk menjaga harga agar
saham tidak terlalu tinggi sehingga sahamnya lebih memasyarakat dan lebih
banyak diperdagangkan.
2)
Variabel dependen adalah Likuiditas
Saham
Likuiditas
Saham adalah Likuiditas
saham adalah ukuran jumlah transaksi suatu saham di pasar modal dalam suatu periode tertentu. Semakin
tinggi frekuensi transaksi saham tersebut,
maka semakin tinggi pula likuiditas saham. Likuiditas
perdangan saham diukur menggunakan a)Turnover
Ratio (dihitung
sebegai rata-rata dari rasio harian dalam volume perdagangan (saham) pada
jumlah saham beredar),
b) Amihud Illiquidity Ratio (mengukur
bagaimana harga saham harian bereaksi pada volume perdagangan dollar), c) Zeros (rasio dari
jumlah hari dengan return nol pada total jumlah hari perdagangan), d) Dollar Spread (diukur dengan time series dari return saham harian),
e) Relative Spread (diukur dengan
membagi dollar spread dengan harga perdagangan rata harian)
C.
Teknik
Analisis Data
Teknik
analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis Uji beda T-Test dan Analisis Regresi.
III.
Hasil
dan Pembahasan
A.
Perubahan
dalam Likuiditas Saham
Tabel ini menunjukkan pengukuran likuiditas saham selama 6 periode,
termasuk masa sebelum pengumuman (AD-252, AD-3), masa pengumuman (AD-2, AD+2),
masa pengumuman ke ex period (ED+5, ED+10), dan masa panjang setelah ex period (ED+11, ED+260). Untuk
menunjukkan apakah likuiditas meningkat, peneliti menggunkan t-test. Hasilnya :
1.
Trading Turnover meningkat setelah stock
split namun terbatas hanya pada periode pengumuman dan ex periode.
2.
Amihud Illiquity Ratios meningkat namun hanya terbatas hanya pada periode
pengumuman dan ex periode.
3.
Zeros
menunjukkan likuiditas saham meningkat sekitar hari pengumuman namun dalam
periode ex date jangka panjang,
nampaknya likuiditas yang meningkat telah tridak terjadi dalam jangka panjang.
4.
Mean Dollar meningkat secara signifikan dari masa sebelum pemecahan sampai masa
pengumuman. Namun dalam masa setelah ex-date,
nilainya jatuh dibawah level masa sebelum pemecahan.
5.
Relative spread menurun di dua masa antara masa pengumuman dan ex-date namun meningkat dan stabil di level di atas masa sebelum
pemecahan.
B.
Adjusted
Change dalam Likuiditas Saham
Penelitian selanjutnya
menganalisa stock
split dengan perusahaan
kontrol (control firms). Hasilnya
menunjukkan bahwa kebanyakan alat ukur likuiditas mengindikasi likuiditas yang
meningkat setelah perusahaan memecah saham mereka. Namun, peningkatan
likuiditas hanya bersifat sementara dan terbatas pada periode di antara masa
pengumuman dan ex-date. Setelah ex-date, likuiditas perdagangan faktanya
menurun.
C.
Return yang tidak normal dan perubahan dalam likuiditas
saham
Analisis lain yang peneliti gunakan adalah untuk mengevaluasi determinan
dari abnormal returns pada masa pengumuman dan ex-date. Tujuan utama peneliti di sini adalah untuk melihat apakah
perubahan likuiditas dapat menerangkan abnormal
return dalam dua periode ini. Untuk ini, peneliti menggunkan analisis
regresi. Secara spesifik, peneliti meregresikan return abnormal kumulatif pada dua periode ini dengan perubahan
dalam Amihud Illiquidity dan bebrapa
variabel kontrol lainnya. Model regresinya adalah sebagai berikut :
Dimana :
CAR : Cummulative Market-Adjusted Abnormal Return
∆ILLIQ
: Perubahan dalam rasio Amihud
Illiquidity antara masa sebelum mengumumkan
dan masa antara mengumumkan dan ex-date.
PO_PRICE :
Harga saham setelah pemecahan saham
∆STD
: Perubahan dalam standar deviasi penghasilan antara masa sebelum pengumuman
dan masa panjang setelah ex-date.
INTF
: Variabel dummy
dengan nilai 1 untuk pemecahan bilangan bulat (2for1) dan bernilai 0 untuk pemecahan bilangan tidak bulat (5for 4).
EXCH : Variabel dummy dengan nilai 1
untuk saham NASDAQ dan bernilai 0 untuk NYSE/AMEX.
Hasilnya menunjukkan return
abnormal dalam masa pengumuman secara signifikan berhubungan dengan semua
variabel kecuali ∆STD. Selanjutnya, pada masa setelah ex-date, ∆ILLIQ tidak dapat menerangkan perubahan pada ex-date. Selain itu, pengaruh ex-date berhubungan negatif dengan
PO_PRICE. ∆STD berpengaruh secara signifikan dan positif, yang menunjukkan
saham dengan peningkatan pergerakan lebih besar setelah pemecahan saham
cenderung memiliki return abnormal ex-date yang lebih besar.
Dengan menggunkan sampel 6.463 pemecahan saham selama masa 1960-2010,
peneliti menemukan bahwa likuiditas meningkat seiring dengan pengumuman pemecahan harga
saham. Likuiditas yang meningkat ini secara sebagian
signifikan selama 5 hari di sekitar hari pengumuman. Setelah hari pengumuman
tetapi sebelum ex-date, likuiditas
tampaknya menurun, meskipun masih lebih besar daripada level sebelum pemecahan
saham. Setelah ex-date, ada penurunan dalam likuiditas terhadap masa sebelum pengumuman
pemecahan saham.
Hasil yang sama diperoleh ketika membandingkan perusahaan yang melakukan pemecahan
saham dengan perusahaan kontrol. Dalam jangka pendek, peningkatan likuiditas
tampaknya hanya sebagai fenomena jangka pendek, terbatas pada masa sebelum
pengumuman dan ex-date. Peneliti juga menemukan perubahan likuiditas dapat secara signifikan
menjelaskan efek pengumuman pemecahan saham, tetapi tidak pada efek ex-date.
0 komentar:
Posting Komentar